Penghilangan dan penambahan fonem pada struktur kata dalam bahasa Indonesia memiliki dampak terhadap arti dan pengucapan kata. ini sering terjadi dalam percakapan sehari-hari yang dapat mempengaruhi pemahaman serta kejelasan komunikasi.
PENGHILANGAN FONEM :
- contoh penghilangan fonem /a/ : kata "makaroni" menjadi "makroni" (hilang fonem /a/), penghilangan fonem /a/ pada kata "makaroni" membuat perubahan struktur kata yang menyebabkan kata tersebut menjadi tidak baku.
- contoh penghilangan fonem /h/ : kata "hati" menjadi "ati", kata "Hujan" menjadi "Ujan", kata "Hidung" menjadi "idung, penghilangkan fonem /h/ di awal kata tidak mengubah makna secara signifikan, tetapi memberikan nuansa yang lebih santai.
- contoh penghilangan fonem /k/ : kata "makhluk" menjadi "mahluk", penghilangan fonem membuatnya terdengar lebih ringkas dan sering digunakan dalam konteks informal.
PENAMBAHAN FONEM
-contoh penambahan fonem /a/ : kata "Pen" menjadi "Pena",
-contoh penambahan fonem /e/ : kata “Sumatera” menjadi “Sumatera”, kata “Mantra” menjadi “Mantera”
-contoh penambahan fonem /k/ : kata "Suka" menjadi "sukak" (meskipun ini bukan kata baku, tetapi menunjukkan variasi dalam pengucapan).
PERUBAHAN FONEM
-contoh perubahan fonem /e/ : Kata "Ramai" menjadi "Rame" kata “Petai” menjadi “Pete.”